Breaking News

SELAMAT JALAN MENGHADAP SANG KHALIK BAPAK DAOED JOESOEF

Oleh: Doddy Yudhista

 

Ketika saya mengenal beliau usia saya masih sangat belia 26 tahun dan saya ketika itu pengurus Ikatan Penerbit Indonesia bersama sdr Ismid Hadad. Beliau ketika itu kurang berkenan dengan sdr Ismid Hadad dan alm Imam Waluyo yg notabene aktifis di Ikapi. Ber kali kali saya di panggil pak Daoed dan beliau mempertanyakan eksistensi kedua teman tersebut di Ikapi.

Beberapa kali saya sempat makan siang di kantor Depdikbud Senayan dengan beliau. Ketika itu saya dan teman2 Ikapi merasa tersudutkan dan Ikapi ter gonjang ganjingkan dan udreg umyek usrek yang di akhiri dengan mundurnya sdr Ismid Hadad dari Ikapi, dan terbekukannya rencana penerbitan majalah berita buku dari sdr Imam Waluyo (akhirnya terbit setelah menteri di pegang alm Noegroho Notosusanto).

Saya sangat mengakui kegemaran Pak Daoed Joesoef akan buku, perhatian dan dedikasi beliau thdp dunia Perbukuan sangat besar sekali. Succes dan besarnya Pameran buku Ikapi hingga sekarang tidak bisa di lepas kan dari peran pak Daoed Joesoef. Bayangkan beliaulah yg mendorong ikapi untuk berani memindahkan Pameran Buku dari pusat pertokoan Aldiron ke Balai Sidang Senayan (sek JHCC) tahun 1980. Beliau ketika itu menteri, tapi tidak sungkan sungkan ikut meninjau dan menyusun buku2 sehari sebelum pameran di buka.

“Ini tempat yang cocok untuk buku Doddy ” kata beliau mengomentari Balai Sidang Senayan. Besarnya Proyek Inpres untuk buku perpustakaan sekolah adalah peran beliau meyakinkan presiden Soeharto bahwa setiap Sekolah Dasar wajib memiliki perpustakaan. Beliau juga rajin menulis ttg buku dan minat baca di Buku Pameran Ikapi. Saya menjelang Kongres Ikapi th 1982 dibawa beliau menghadap Presiden Soeharto untuk menjelaskan perkembangan perbukuan nasional dan pembajakan buku ketika itu.

Kongres Ikapi th 1982 dibuka Presiden Soeharto di Istana Negara untuk pertama kalinya ketika itu. Dalam sejarah Ikapi dua kali kongres Ikapi di buka di Istana Negara yaitu th 1982 dan tahun 1998 era Presiden BJ Habibie. Ke Pergian saya untuk menghadiri Kongres International Publisher Association th 1979 di Stockholm Swedia juga di fasilitasi beliau, beliaulah yg mendorong saya anak muda 25 th ketika itu untuk berani berbicara di kongres IPA.

Demikian juga kehadiran saya Frankfurt Book Fair th 1981 difasilitasi beliau. Terima kasih pak Daoed Joesoef engkaulah yg awal memberikanku jiwa leader ship pada diri saya dan selalu memberikan inspirasi dalam mengembangkan perbukuan di Indonesia.Pak Daoed Joesoef semoga tetap menjadi kenangan dalam ber karya dan mengembangkan perbukuan di Indonesia. Selamat Jalan menghadap Allah SWT bapak Perbukuaan Indonesia Daoed Joesoef Amin YRA.

(Saya usulkan kepada ikapi dan mendikbud untuk memberi gelar BAPAK PERBUKUAN INDONESIA kepada alm Prof Dr Daoed Joesoef).

Sumber Ilustrasi Foto: http://cdn2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/daoed-joesoef_20180124_042500.jpg

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *