Breaking News

SELAMAT JALAN PAK SAAF

Oleh: Anggun Gunawan (Ketua Bidang Publikasi dan Media PPSN)

 

Berjuang hingga nafas terakhir.
Kegelisahannya akan masa depan negeri ini.
Ia memilih tak menghabiskan hari-hari tua
dengan senda-gurau
meskipun apabila kita bertemu dengannya
senyum dan tawanya lepas.

Tak juga beliau habiskan hari tuanya dengan rehat dan jalan-jalan kian kemari untuk happy-happy.

Keprihatinan ia tentang Indonesia telah menghiasi hari-harinya dengan diskusi-diskusi berat tiada henti
Penuh harap masih ada yang akan melanjutkan dan memperjuangkan mimpinya untuk Indonesia…

 

10 tahun terakhir saya mengenal beliau dengan lebih akrab. Bergulat dengan pemikiran tentang Indonesia secara intens lewat diskusi-diskusi panjang dan dialog-dialog intelektual.

2014 yang lalu beliau meminta saya untuk mencari file disertasinya yang lama terpendam di perpustakaan UGM. Disertasi yang beliau selesaikan pada 26 Agustus 1996.

Karena saya pernah bekerja di Sekolah Pascasarjana UGM dan lumayan dekat dengan penjaga perpustakaan, akhirnya disertasi beliau dalam bentuk PDF berformat ketikan komputer lama bisa saya temukan.

Lebih dari 6 bulan saya melakukan editan dan perbaikan ketik disertasi beliau yang hendak dijadikan sebagai buku.

Saya juga tak tahu kenapa beliau mempercayakan penerbitan disertasinya menjadi buku kepada saya. Hingga Alhamdulillah, di tahun 2015 disertasi beliau bisa saya terbitan dan dibedah di banyak tempat: Jakarta, Jogja dan Surabaya. Yang beliau sendiri menjadi pembicara utamanya.

Sebenarnya permintaan untuk bedah disertasi itu di Sumatera Barat cukup banyak. Karena disertasinya mengutarakan banyak data-data “langka” soal sejarah Minangkabau pasca kemerdekaan. Terutama sekali tentang PRRI. Tetapi karena kondisi jantung beliau yang tak kuat dengan getaran pesawat, akhirnya roadshow yang bisa dilakukan hanya di seputaran Jawa saja.

Di akhir hayatnya beliau menitipkan 2 amanah kepada saya. Yang baru separoh jalan saya kerjakan. Pertama, penerbitan sebuah buku yang berisi pencerdasan kepada bangsa ini tentang sejarah keberadaan etnis Tiongha di Indonesia. Kedua, untuk menyetak pamplet selebaran himbauan agar umat Islam memahami strategi yang benar dalam perjuangan menjayakan Indonesia dengan konsep Islam rahmatan lil ‘alamiin.

Semangat beliau yang tiada letih untuk menyumbangkan pemikiran-pemikiran buat Indonesia hingga akhir hayatnya begitu mendalam berkesan di hati saya.

Selamat jalan Pak Saafroedin Bahar. Insya Allah pemikiran cita-citamu untuk Minangkabau, Indonesia dan Islam sepenuh hati akan kami lanjutkan…

Allahummagh firlahu warhamhu wa’aafihi wa’fu anhu….

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *